Jum’at, 17 Juli 2020 M/ 25 Dzul Qo’dah 1441 H.
Oleh :A. Hasanuddin. HR
“Kalau Aku Punya Do’a Yang Mustajab Maka Akan Aku Gunakan Untuk Mendo’akan Seorang Pemimpin”
Adanya seorang pemimpin dalam sebuah komunitas kehidupan manusia adalah merupakan suatu yang dibutuhkan agar tercipta sebuah keteraturan. Menjadi seorang pemimpin adalah merupakan amanah yang sangat berat. Berkata imam Syafi’i: “Mengatur manusia itu lebih berat daripada mengatur hewan-hewan.” (Da’watut Tammah. hal. 31)
Bila seorang pemimpin melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hambaNya dalam kepemimpinannya, maka mereka akan merasakan beban yang berat, akan tetapi bila mereka mengabaikan kewajibannya maka mereka akan sangat celaka.
“Tidaklah seseorang yang menjadi pemimpin atas manusia kecuali dia didatangkan pada hari kiamat dalam keadaan terbelenggu kedua tangannya ke lehernya. Sifat adilnya sebagai pemimpin yang akan melepaskan dirinya dari belenggu itu atau sifat dzolimnya yang akan membinasakan dirinya sendiri.” (HR. Ahmad dan Thobroni)
Begitu beratnya tanggung jawab seorang pemimpin, sehingga Fudhail bin ‘Iyad berkata: “Seandainya aku memiliki do’a yang mustajab, maka tidak aku jadikan do’aku itu kecuali untuk (mendo’akan) seorang pemimpin. Karena sesungguhnya apabila Allah memberikan kebaikan pada seorang pemimpin maka akan amanlah hamba-hamba Allah dan negeri-negeri”
Sahabat رحمكم الله
Apabila seorang pemimpin berbuat baik dalam kepemimpinannya, bagus pengaturannya, bagus perbuatannya, maka menjadi sebuah keharusan bagi rakyat yang dipimpinnya untuk membantunya dengan do’a untuknya dan memujinya dengan kebaikan. Dan apabila seorang pemimpin berbuat kerusakan dan campur aduk perbuatan (kebaikan dan keburukan) nya, maka menjadi sebuah keharusan bagi rakyatnya untuk mendo’akan nya agar dia menjadi baik dan memperoleh pertolongan Allah agar tetap istiqomah dalam kebaikan. Dan janganlah mereka menyibukkan lisan-lisan mereka dengan mencelanya dan mendo’akan keburukan atasnya. (Da’watut Tammah. hal. 32)
Diriwayatkan pada sebagian atsar sesungguhnya Allah telah berfirman (dalam hadits qudsy): “Aku Adalah Raja, dan hati para raja (dunia) berada dalam genggaman Kekuasaan-Ku. Siapa orang yang ta’at kepada-Ku maka akan Aku jadikan mereka para raja sebagai ni’mat atasnya. Dan siapa orang yang berbuat durhaka kepada-Ku, maka akan Aku jadikan mereka para raja sebagai balasan atasnya. Maka janganlah kamu menyibukkan dirimu dengan mencaci maki para raja. Dan memohonlah kamu kepada-Ku, maka akan Aku lembutkan hati mereka para raja atasmu.” (Da’watut Tammah. hal. 32).
“Mari Kita Berdo’a Semoga Para Pemimpin Selalu Diberikan Bimbingan Dan Petunjuk Serta Pertolongan Oleh Allah Sehingga Mereka Dapat Melaksanakan Tugas Kepemimpinannya Dengan Penuh Amanah Untuk Kebaikan Dan Kesejahteraan Rakyatnya.”
امين يارب العالمين
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد
#eDITOR. Hasan*69